Rabu, 27 Juni 2012

PEMALAKAN TERUS TERJADI

Seakan tak ada ujung, pemalakan terus terjadi dijalan lintas Bengkulu - Lubuk Linggau khususnya Kepala curup, entah apa didalam pemikiran mereka? tak sadarkah mereka bahwa tingkah bodoh memeras pengguna jalan memberi cap buruk kepada mereka (warga kepala curup) . tatanan ideologi mereka akan terancam mundur jauh kebelakang, berbeda dengan masyarakat PUT , Kota Padang, dan perbatasan linggau yg masih satu suku Lembak , yg saat ini sudah jauh lebih maju dari tatanan sosial dan keamanan lingkungan.
Rudi (nama samaran) warga PUT  menyatakan keberatan dengan pemungutan liar yg dilakukan warga kepala curup dengan dalih KEAMANAN JALAN RAYA.
seluruh pihak pun seakan lamban bahkan dapat dikatakan menutup mata. bahkan media pun bisu,
apa mungkin menunggu kutukan TUHAN membalikan tanah bumi kepala curup.??????? WALLAHUALAM.

Senin, 25 Juni 2012

GILIRAN MAHASISWA DI TUJAH DAN DIRAMPAS, BESOK SIAPA LAGI..???


Seakan menjadi free crime area, desa perampok kepala curup (jalan lintas bengkulu - Lubuk linggau) semakin menjadi brutal, setelah melibas istri TNI kali ini giliran mahasiswa, 2 orang mahasiswa yg bernama NOURAN 21 tahun dan TRI 19 tahun , mahasiswa asal bengkulu dan bengkulu utara ini di tikam belati dan motor jenis vixion warna merah marun  nopol BH 6438 MW di rampas. saat ini korban masih di rawat di rumah sakit  M. sobirin kota lubuk linggau. 
kedua korban sengaja tidak melapor kejadian tersebut ke pihak kepolisian, karena menurut keduanya melapor atau tidak hasilnya sama saja, pihak kepolisian tak berdaya menghadapi aksi keji masyarakat kepala curup yang memiliki keahlian merampok terorganisir.
Seorang supir travel yg tidak ingin namanya di sebutkan mengakui resah dengan ulah para perampok di kepala curup ini, tingkah berutal ini berlangsung bertahun-tahun dan di lakoni dari prangkat kampung hingga masyarakat kasta terendahnya, "kami la payah di hantui raso cemas tiap lewat sini, dak di lewati, anak bini kami nak makan apo?" ujar supir travel tersebut.
tak hanya itu, para penjahat di desa kepala curup ini sejak dulu terkenal dengan perakitan senjata api , hampir setiap rumah menyimpan alat pembunuh rakitan tersebut,
selagi kampung tersebut masih ada percayalah ANDA MUNGKIN KORBAN BERIKUTNYA....!! 

Minggu, 24 Juni 2012

BANGGA MENJADI DESA KEBAL HUKUM

Seakan bangga dengan predikat kampung terprimitif, masyarakat kepala curup semakin gencar melakukan terror terhadap pengguna jalan , korban pun tak mampu berbut banyak, melapor kepolisi pun seakan sama dengan membuang waktu, entah sampai kapan, dan apa yg mampu membuat kampung rampok ini sadar diri,
kampung perampok kepala curup sebenarnya daerah yg berpotesi besar untuk maju, selain daerah yg strategis juga memiliki tempat wisata dan pemandangan yg indah, tapi apa mau di kata, tingkah bodoh kalangan masyarakat yg berprofesi sebagai perampok membuat daerah ini di hindari oleh berbagai pihak,dan yang mirisnya lagi aksi perampokan ini terorganisir, kades kadus ikut andil dalam kegiatan kriminalitas yg berlangsung sejak dulu ini, ini di buktikan dengan tata cara korban jika ingin mendapatkan motornya kembali, harus menebus dengan sejumlah uang yg nilainya dapat mencapai setengah harga kendaraan yang di curi.

Jumat, 22 Juni 2012

ULAH PEMBIARAN KAPOLDA, KEPALA CURUP KEBAL HUKUM

Meski jalur lintas Curup – Lubuk Linggau, khususnya di wilayah Kepala curup sudah bisa dilewati kendaraan. Namun tingkat keamanan semakin rawan. Sejak pemblokiran jalan dibuka Selasa (19/6) hingga kemarin (21/6) tercatat ada 38 kasus perampokan dan pemalakan yang laporannya masuk ke Polres Rejang Lebong (RL) dan Polsek Sindang Kelingi, ditambah yang tidak melapor.
Bahkan dua korban diantaranya keluarga dan istri anggota TNI. Yakni Burniat (38), warga Desa Belumai I, Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT) yang merupakan kakak anggota Yonif 144 Jaya Yudha Curup. Serta istri Kapten. Arni, anggota Denpom Bengkulu. Sedangkan untuk kasus pengrusakan, penjarahan, perampokan dan pemalakan sejak pecah bentrok warga dengan polisi Minggu malam (17/6) tercatat lebih 30 kasus.
Meningkatnya aksi kejahatan ini dampak negatif dari tidak adanya polisi yang bertugas di wilayah Lembak pascabentrok. Penjagaan terbatas di Polsek Sindang Kelingi, Polsek Padang Ulak Tanding (PUT) dan Polsek Kota Padang. Sedangkan wilayah Kecamatan Binduriang yang masuk wilayah hukum Polsek PUT terbebas dari penjagaan polisi.
Kebijakan Kapolda Bengkulu, Brigjend. Pol. Burhanudin Andi, SH yang melarang personelnya masuk ke kawasan Binduriang membuat setiap kendaraan yang melintas menjadi sasaran empuk kawanan bandit perampok dan preman yang kerap beraksi di jalur lintas ini.  Terutama pengendara dari luar RL dan Lubuk Linggau, Sumatera Selatan yang tidak tahu di wilayah ini sempat pecah bentrok.

Warga Lain Emosi
Mendapati kondisi jalur lintas Curup – Lembak yang semakin rawan kejahatan pascabentrok mendapat kecaman keras dari warga luar Binduriang. Diantaranya Toni Borneo, tokoh masyarakat Padang Ulak Tanding (PUT). ‘’Kalau Kapolda tidak segera memerintahkan polisi masuk ke wilayah Binduriang, kejahatan semakin meningkat. Sebab kejahatan yang terjadi saat ini murni pidana. Tidak ada kaitannya lagi dengan bentrok warga dengan polisi. Jadi pelaku kejahatan ini harus ditindak tegas,’’ kata Toni.
Selaku warga Lembak, ia tidak ingin nama Lembak tercoreng hanya karena ulah segelintir orang (pelaku kejahatan, red) yang ingin memperkeruh situasi.  tindakan polisi membiarkan terjadinya tindakan kejahatan tanpa ada penindakan, jelas melanggar tupoksi Polri selaku penegak hukum.
Hal senada disampaikan Ketua Majelis Pemusyawaratan Mahasiswa (MPM) STAIN Curup, Aditya Chandra Utama Gumay yang mendesak polisi melakukan penjagaan di setiap titik rawan kejahatan jalur lintas Curup – Lubuk Linggau. Agar jangan sampai terjadi pergolakan dari masyarakat lain. ‘’Kebijakan Kapolda pejam mata dengan kejahatan di lembak ini jelas memancing emosi warga lain. Jangan sampai warga lain bertindak dengan caranya sendiri menangani kejahatan ini,’’ pungkas Aditya.

Istri Perwira TNI Dirampok
Salah satu korban perampokan dan pemalakan yang terjadi Kamis (21/6) kemarin adalah Arifin Lubis (20), sopir travel Toyota Innova nopol B 868 PY, warga Jalan RE Martadinata, Kota Bengkulu.
Uang jalan Rp 1 juta di kantongnya dirampas kawanan pelaku yang berjumlah 6 orang. Termasuk kaca depan mobilnya yang pecah lantaran dihantam dengan kayu. Kawanan pelaku yang berjumlah 6 orang itu juga menggasak tas berisi handphone dan uang beserta perhiasan milik seorang penumpang yang merupakan istri Kapten. Arni, anggota Denpom Bengkulu. Termasuk 3 orang penumpang lainnya. Kerugian mencapai Rp 120 juta.
Peristiwa terjadi dini hari pukul 00.30 WIB di perbatasan Desa Belitar Muka – Desa Cahaya Negeri, Kecamatan Sindang Kelingi. Diceritakan Arifin, saat kejadian itu ia melajukan mobilnya dari arah Lubuk Linggau – Curup dari perjalanan Kota Palembang, Sumatera Selatan menuju Kota Bengkulu. Saat melintas di Tempat Kejadian Perkara (TKP), tiba-tiba saja mobilnya dihadang 6 pelaku yang mengendarai 2 motor.
‘’Tiba-tiba saja 2 motor melintang di jalan sehingga saya menginjak rem. Saat itulah kaca mobil dipukul dengan kayu dan ada pelaku yang memegang senjata api (senpi, red). Lantas pelaku menyulut api rokok ke muka saya dan meminta uang rokok. Setelah diberi, kembali pelaku meminta dompet dan yang lainnya. Setelah itu pelaku merampas semua barang-barang bawaan penumpang saya,’’ kata Arifin.
Usai menggasak seluruh barang di dalam mobil, pelaku melarikan diri ke arah Lubuk Linggau.
Semua ini hasil buah pembiaran dari Kapolda bengkulu yg bahkan memberikan santunan besar-besaran dan memberi bonus menaikan haji kepada para perampok-perampok kepala curup.

KEPALA CURUP, PRODUSEN PENJAHAT TERBAIK

Hingga kemarin polisi masih memeriksa 6 tersangka jambret bermotor (jamor) asal Lembak. Polisi masih melakukan pengembangan Tempat Kejadian Perkara (TKP) penjambretan lain selain 15 TKP yang sudah diakui keenam tersangka. Sementara dua tersangka yang berhasil kabur, Ag (17), warga Desa Apur, Binduriang dan Dy (17), warga Desa Bengko, Sindang Dataran, Kepala Curup sudah terdeteksi keberadaannya.
Kapolres Rejang Lebong Mengatakan‘’Dua tersangka yang buron itu sembunyi di tempat tinggalnya di kepala curup. Dalam waktu dekat keduanya pasti kami ringkus. Bahkan hasil pengembangan masih ada keterlibatan 1 tersangka lain yang disebut-sebut otak pelaku. Identitasnya belum dapat kami sebutkan saat ini, masih dalam pengejaran kami,’’ tegas Kapolres Rejang Lebong, AKBP. I Ketut Yudha Karyana, S.Ik melalui Kasat Reskrim, AKP. Hardidinata, S.Ik.
Lebih lanjut Hardidinata mengatakan, 6 tersangka masing-masing Ru (17), No (16), warga Desa Kepala Curup, Binduriang, KA (16), He (17), Do (19) dan He (18), warga Desa Air Lang, Sindang Kelingi dijeratnya pasal berlapis. Yakni pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan dengan ancaman 7 tahun penjara. Juga pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dengan ancaman 12 tahun penjara.
‘’Sesuai pengakuan keenam tersangka, aksi jamor itu sudah digelutinya sejak tahun 2008 lalu,dan perkerjaan ini menjadi lumrah di desa mereka, bahkan sudah menjadi tradisi bagi remaja-remaja kepala curup. target mereka adalah ibu-ibu, dan ironisnya praktek kriminalitas ini dilakukan tidak hanya di jalan lintas kepala curup tapi juga hingga keluar daerah,.

SAMPAI KAPAN INI DI BIARKAN

Pemberian hadiah menaikan haji kepada para orang tua perampok, di tambah lagi santunan jutaan rupiah bagi para perampok , dan di kembalikannya lagi motor-motor hasil curian yang sempat di amankan pihak kepolisian , membuat suku perampok kepala curup semakin besar kepala, "dimana para aparat penegak hukum??" tak cukupkah keluarga-keluarga anda yang di rampok dengan kerugian ratusan juta, ketidak nyamanan pengendara semakin terancam, "apa mungkin kapolda mendapatkan untung dari hasil rampokan?" entahlah yg jelas pembiaran aksi berutal dan biadap para perampok saat ini semakin membabi buta.
belum lagi tingkah wartawan dengan medianya semakin menunjukkan pembelaan terhadap aksi kriminalitas tersebut, entah apa dalam otak2 para mes media? sekali entahlah, kami para korban perampokan sangat miris.

Kamis, 21 Juni 2012

RAMPOK KEPALA CURUP BUKA POS RETRIBUSI TERANG-TERANGAN DENGAN BIAYA 200.000 PER MOBIL

Mengetahui aparat hukum tak mampu membasmi tindak kejahatan di kepala curup, di tambah lagi di pukul mundurnya polisi saat oprasi di kawasan kepala curup, preman kepala curup membuka 5 pos retribusi  ber tarif Rp 200.000  per mobil,  tak hanya itu, sopir dan barang-barang pun di jarah, hal ini pun di alami oleh istri anggota TNI ber pangkat KAPTEN . emas dan barang-barang ludes, sopir pun tak luput bogam mentah, mobil inova yang di tumpangi pun di lempari.
melunjaknya kegiatan premanisme di kampung perampok kepala curup tak luput dari lemahnya sikap polisi yg malah memberikan hadiah - hadiah persembahan kepada preman-preman kepala curup, dan sikap media yg mendukung kebebasan preman disana.